Juguran Ala M2Net

Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Betul ngga?
Hmm, tapi aku rasa ini pun belum terlalu terlambat untuk memulai. Memulai apa sich? Ok, kali ini aku ingin menulis tentang Juguran ala M2net. Mengikuti memori otakku yang suka nge blank, aku ingat satu Juguran di suatu sabtu bulan Februari kemarin. Jam sepuluh pagi dan aku baru saja selesai membaca asmaul husna dalam rangka ta’ziran KSPD.
“Mba Anis, sini,” ujar salah satu pejuang M2net menyambutku. Aku pun melangkahkan kaki ke ruang redaksi dan masuk ke dalamnya (ya iya lah, masa masuk ke luarnya?). Di dalam ruangan tampak ramai oleh para pejuang M2net yang sedang mengerubungi Mas Anistok.
“Wah, ada acara apa nih? Asyik banget?” tanyaku dengan cengiran diwajah.
Hmm, lagi pada sharing. Mas Anistok membuat sebuah games dengan sistem kocokan nomer (kaya arisan ya), dan yang kebagian nomer pertama alias nomer zero, dia harus siap menjawab pertanyaan apapun yang diajukan. Jadi disini kami saling terbuka gitu lah. Saling mencurahkan perasaan yang mengganjal tentang M2net, saling berbagi keluhan, saling berbagi solusi, saling mengkritik, dan saling saling yang lainnya. 🙂
Ketika aku ikut bergabung, ternyata hampir sebagian besar pejuang telah mendapatkan giliran. Icha dapat nomer 0, the next is Mas Anistok, and Taufik. Wah, aku ketinggalan banyak nih. Denger denger mereka sudah bercerita panjang lebar. Lalu, apa yang terjadi?! Berhubung aku baru saja datang, Mas Anistok mempersilahkanku untuk bertanya dan menyampaikan unek unek yang sudah lama bikin enek. Hiks, aku langsung kebat kebit kebingungan. But akhirnya aku bertanya sekedarnya, dan juguran pun berlanjut dengan ceria.
Setelah acara itu, aku melihat keceriaan di wajah para pejuang M2net di sekelilingku, ada kelegaan disana. Ada rasa percaya. Ada tali tali kekeluargaan yang tercipta. Aduh, indah banget ya!!!! Tau kaya gini sering sering aja deh pada njugur. Biar hati selalu plong. Dan kasus saling bisik di belakang alias ngrasani pun akan terhapus. Insya Allah.
Thanks to Mas Anistok sang pelopor!!!

Waktu Yang Tlah Berlalu

Waktu telah berlalu, seolah cerita singkat telah kulalui. Kemarin yang penuh resah, kemarin yang membingungkan, kemarin kujalani kisah itu. Kini kisah itu telah berlalu, kisah itu telah selesai. Kau pergi, aku pun pergi dari kesenyapan hati.

Apakah ini rasa biasa? Yang membuatku bahagia sejenak. Apakah ini rasa biasa? Yang membuatku kemarin menangis seperih itu? Atau, ini masih saja rasa biasa ? yang sempat membuatku hancur?

Aku pernah begitu menginginkanmu menjadi sahabat sejatiku. Bagi siapapun mungkin keinginan ini adalah hal yang biasa. Sangat biasa, lazim, dan bahkan tidak perlu diherankan. Tapi apakah ini adalah hal yang biasa bagiku? Sepelekah keinginan yang sempat tertanam kemarin? Hanya keinginan biasakah ini?

Tidak! Tidak untuk luka yang memar dan menyayat seperih ini. Tidak untuk hati yang telah remuk dan seolah hancur berkeping keping. Tidak untuk harapan yang telah pupus, serta untuk persahabatan yang tak sempat utuh.

Tapi dari situ aku dapat belajar, aku banyak berlatih untuk berpikir. Aku belajar dari kesalahanku. Aku belajar ikhlas, aku belajar , aku belajar menerima, aku belajar mengerti, aku belajar memahami, aku belajar tersenyum meski disaat lukaku sedang membara.

Kini waktu telah berlalu, seolah cerita yang singkat telah kulalui. Kau pergi, aku pun pergi dari kesenyapan hati.