I’m Back!

Bismillah..
Walhamdulillah..
Akhirnya aku kembali dapat hidayah buat nulis lagi di blog. Terimakasih Tuhan! Terimakasih juga teman dan musuh! Karena kalian, aku kembali ke dunia yang dulu ku cintai ini.
Well, aku kembali karena beberapa hal, di bawah ini:
Pertama, karena ada beberapa teman sosmed yang selalu cerita tentang blog-nya dan cara dia menulis. Sebut saja dia Abang, cewek yang namanya persis cowok. Abang ini blogger aktif, kalian bisa liat tulisannya di:Kiseki No Sedai. Thanks a lot Bang, jujur aku panas tiap kamu cuap- cuap di grup tentang betapa bahagianya kamu menulis. Aku jadi mikir, aku juga dulu ngerasain kebahagiaan yang sama, tapi kenapa sekarang aku ngga bahagia? Ya, jawabannya satu: karena aku ngga nulis.
Kedua, masih karena teman sosmed, dia tiba- tiba posting link tulisan pertamanya di blog! Ngga cuma satu tulisan, tapi tiga tulisan dalam sehari. Dan… ya..bisa ditebak, aku kaget liat dia yang begitu semangatnya ngeblog, sementara aku yang dari kelas satu Aliyah punya blog malah menyia- nyiakan blog ku begitu aja. (FYI, kelas 1 Aliyah itu = tahun 2010, enam tahun lalu). Thanks teman, kau menamparku dengan keras.
Ketiga, semalem aku dapet curhatan tentang cinta pertama seorang temen. Dia jatuh cinta dan mendem gitu aja perasaannya selama 3 tahun lebih. Dia bilang, dia cuma bisa mantau orang yang dia cinta lewat sosmed- sosmed yang bahkan ngga dia follow, dan baca tulisan dari orang yang dia cinta lewat satu media bernama: blog. That’s all..
Semua orang yang berinteraksi denganku akhir- akhir ini seolah- olah nyuruh aku kembali ke dunia blogging.
Sekali lagi ku ucap Alhamdulillah..
Semoga besok atau lusa aku tetap bisa berbagi cerita..
Aamin

Waktu Yang Tlah Berlalu

Waktu telah berlalu, seolah cerita singkat telah kulalui. Kemarin yang penuh resah, kemarin yang membingungkan, kemarin kujalani kisah itu. Kini kisah itu telah berlalu, kisah itu telah selesai. Kau pergi, aku pun pergi dari kesenyapan hati.

Apakah ini rasa biasa? Yang membuatku bahagia sejenak. Apakah ini rasa biasa? Yang membuatku kemarin menangis seperih itu? Atau, ini masih saja rasa biasa ? yang sempat membuatku hancur?

Aku pernah begitu menginginkanmu menjadi sahabat sejatiku. Bagi siapapun mungkin keinginan ini adalah hal yang biasa. Sangat biasa, lazim, dan bahkan tidak perlu diherankan. Tapi apakah ini adalah hal yang biasa bagiku? Sepelekah keinginan yang sempat tertanam kemarin? Hanya keinginan biasakah ini?

Tidak! Tidak untuk luka yang memar dan menyayat seperih ini. Tidak untuk hati yang telah remuk dan seolah hancur berkeping keping. Tidak untuk harapan yang telah pupus, serta untuk persahabatan yang tak sempat utuh.

Tapi dari situ aku dapat belajar, aku banyak berlatih untuk berpikir. Aku belajar dari kesalahanku. Aku belajar ikhlas, aku belajar , aku belajar menerima, aku belajar mengerti, aku belajar memahami, aku belajar tersenyum meski disaat lukaku sedang membara.

Kini waktu telah berlalu, seolah cerita yang singkat telah kulalui. Kau pergi, aku pun pergi dari kesenyapan hati.